Orang bilang hidup adalah pilihan. Padahal, nyatanya tidak. Lahir dan mati adalah garisan takdir yang pasti terjadi pada manusia, tak ada pilihan lain selain itu. 

Sewaktu lahir, kita tidak bisa memutuskan kita ingin hidup atau tidak. Sedari lahir kita tidak memiliki pilihan lain selain hidup. Allah meniupkan roh kita pada janin, diperlihatkan takdirnya, dan kemudian dipaksa lahir. Kita bahkan tidak memiliki kekuasaan untuk menolak. Yang berarti, kelahiran kita di dunia ini bukanlah sebuah pilihan. Mungkin itulah mengapa kita terlahir menangis. Karena saat itu kita tahu, hidup itu tidak akan mudah. Kita dipaksa menjalaninya skenarioNya, entah dalam kelahiran yang diharapkan, atau malah dalam penolakan.

Kemudian, kita tumbuh, menjadi dewasa, dan bertanya-tanya. Apa makna hidup. Apa yang diinginkan dunia pada kita. Apa yang Allah inginkan sehingga kita dipaksa untuk hidup. Kita mencari-cari, mempertanyakan hingga akhirnya menentukan pilihan, kekuasaan yang akhirnya kita dapat setelah kita hidup. Kita disodorkan begitu banyak pilihan yang berujung pada keputusan demi keputusan. Kadang pilihan itu begitu menyesakkan karena belum sepenuhnya kita genggam, berupa khayalan fana bernama mimpi dan cita-cita. 

Padahal, yang pasti dalam hidup ini adalah ketidakpastian. Mengapa kita begitu banyak menuntut dan mempertimbangkan, padahal apa yang kita takutkan maupun harapkan belum tentu terjadi. Mereka hanyalah buah dari spekulasi-spekulasi otak yang tumbuh menjadi pertimbangan kita dalam memilih. Padahal, kita hanya memiliki peran untuk merencanakan dan mengeksekusi, karena penentuan itu tetap milik Allah. Lalu kenapa kita begitu khawatir akan hasil yang belum diketahui, padahal Allah selalu tahu yang terbaik untuk kita?

Entahlah, manusia hanya bisa berusaha, hingga datang waktu kematiannya-yang tak akan lagi bisa ditawar-. seperti kelahiran. Meskipun kita sebegitu inginnya mengakhiri hidup, ketika Allah tak mengizinkan untuk mati, maka kita akan tetap hidup. Karena hidup itu bukan pilihan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Tulisan Lama untuk Kawan-Kawanku