Sebuah Tulisan Lama untuk Kawan-Kawanku

Membuka catatan lusuh terkadang memunculkan banyak rasa. Menemukan kembali banyak goresan pena yang memuat buah pikir itu mengejutkan. Dulu aku pernah menulis ini ya, rasanya geli.. Sayangnya kebiasaan buruk tak mencantumkan tanggal masih melekat hingga lupa ditulis kapan…
.
.
.
.
.
Manusia, menggenggam sejumlah kisah, saling bertemu dan menyapa, menebar senyum hingga duka nestapa. Sudah lama aku memikirkan hal ini, mengenai hakikat sebuah pertemuan dan perpisahan. 

Orang-orang yang kita temui sepanjang hidup, hingga orang-orang yang saling berbagi kehadiran dengan  kita saat ini, adalah bagian dari sebuah proses, bukan tujuan akhir. Kita bahkan tidak tahu, apakah orang-orang itu akan bersama kita saat mencapai happy ending di penghujung kisah masing-masing. Yang kutahu, orang-orang itu pernah menangis juga tertawa bersama. Pernah saling berbagi buah pikir dan rasa. Bahkan mungkin, kita pernah saling menyebut nama pada sela-sela romantisnya pada Yang Kuasa.

Tapi semua tak ada yang abadi. Ada sebuah perpisahan, maka ada pula pertemuan. Aku bersyukur, Tuhan menempatkanku di lingkaran orang-orang yang berbudi baik. Orang-orang yang bersedia membantu dan mengingatkan kesalahanku. Orang-orang yang mau mendengar keluh kesahku. Uluran tangan kalian yang lembut membangunkan semangatku kembali, seolah bilang, “Iya, kami di sini, kami juga sedang berjuang. Jangan takut!”

Hai kalian, semoga kalian bahagia di penggal-penggal jalan yang kalian tempuh. Aku tak tahu itu baik atau buruk, yang pasti, kalau benang kehidupan kita bertaut kembali dan kita menempuh kisah yang sama kembali, aku tak akan segan menyapa kalian. Memperlihatkan senyum terlebar meski saat itu mungkin sedang didera kesulitan. Aku akan bertanya, bagaimana kabarmu, bagaimana mimpimu, sebagaimana dulu kau sering teriakkan mereka, seakan-akan mereka mudah didapat. Dulu, kita mungkin adalah seorang pemimpi dan pembual besar. Hahaha.

Aku akan menunggu kisah-kisah kalian. Masa-masa dimana kalian bisa menertawakan kekerdilan kalian di masa lalu, entah di kisah kalian ada aku atau tidak. Sudah kubilang, kita adalah orang-orang yang saling berproses dan mempengaruhi. Keberadaan kalian membentuk diriku, pun sebaliknya. Aku mungkin akan menjadi pribadi yang berbeda apabila tak pernah kena marah kalian. Oh iya, nasehat dan petuah kalian tentang hidup itu… aku bersyukur pernah mendengarnya. Terima kasih banyak ya, atas kesediaan kalian untuk berbagi, sekecil apapun itu, sangat berharga bagiku. Meski hanya sekadar lawakan atau meme receh, kalian telah mewarnai hariku.
Aku benar-benar berharap, semoga Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita.
Jangan lelah pada mimpi yang pernah kita serukan. Jangan berhenti hanya karena sukar. Tanpa mimpi, orang-orang biasa seperti kita hanyalah debu yang hanyut saat ada hujan besar dan berakhir di selokan. 

Maka, ayo melangkah! Menatap masa depan. Yang aku tak tahu pasti seperti apa, penuh tanda tanya. Tapi aku berdoa, semoga seindah bayangan kita dulu. Mari saling berusaha.

Aku akan selalu menantikan kabar-kabar bahagia kalian. Meski kalian menemui realita dunia yang kejam, aku yakin kalian akan baik-baik saja. Karena kalian adalah orang-orang yang pernah berproses bersamaku. Terima kasih banyak.
Mari saling menertawakan kekerdilan masing-masing saat kita bertemu nanti, saat mimpi-mimpi itu sudah tergenggam erat, saat tangis dan sujud menjawab semuanya. Waktu itu mungkin kita akan saling bilang,”Lihat kan, semuanya akan baik-baik saja!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini