Berproses

Sometimes, i really miss my old self. Yang berani menentukan target tanpa takut banyak hal. Yang berani melangkah tanpa mengkhawatirkan kegagalan. Yang selalu bangkit meski jatuh berulang kali.
Tahun berganti, diri ini berkembang setiap waktu. Berusaha lebih baik pastinya. Meski lebih perhitungan dan realistis kini, aku masihlah bocah kecil. Hingga aku ingin menarik garis, mempertanyakan dimanakah aku ini? Sudahkah aku dewasa? Kemudian memoar ini menyeruak mencari-cari sosok gadis lugu yang belum mengenal dunia. Membawaku pada sebuah catatan-catatan lusuh yang selalu aku simpan.
Nyatanya diriku yang lampau selalu ada dalam lembaran-lembaran catatan kecil tadi. Yang selalu aku goreskan dengan pena dalam berbagai kesempatan. Mulai dari hingar bingar, hingga sendu sedih. Menyatakan dengan lugas mau jadi apa dan bagaimana caranya, hingga kegalauan yang tak perlu. Memberikan kilas balik bagi diriku sekarang dan nanti, menyelipkan sebuah petuah dari masa lampau.
Bahwa manusia bisa berubah. Dari belum bisa menjadi bisa, dari buruk menjadi baik. Berproses. Akan sangat sedih apabila dalam kilas masa lalu itu kita dapati diri ini kini menjadi lebih buruk, menandakan ketidakberesan proses dan tujuan yang hendak dicapai. Ini tahun baru, resolusi harus ada. Tapi sebelumnya, apakah sudah kita bandingkan diri sekarang dengan yang dulu? Jangan-jangan, diri yang sekarang tak lebih baik dari yang dulu, malah lebih buruk. Tak sadar bahwa selama ini hanya jalan di tempat tanpa pernah ada pencapaian maupun proses yang berarti. Entah bagi diri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Jangan-jangan ada sesuatu yang salah di prosesnya, entah di bagian mana.
Aku menutup kembali catatan lusuh itu, memejamkan mata. Letih. Tahu bahwa semua impian di masa lampau sering terlewat, tahu bahwa diri ini masih belum sepenuhnya baik, sebaik apa yg aku harapkan dulu. Jangan sampai lupa apa yang kurang. Ambil poin-poin yang perlu diperbaiki. Apabila masih relevan dengan tujuan kini, jangan begitu saja membuang resolusi yang tak tercapai tahun lalu. Usahakanlah, tarik kembali, rencanakan, eksekusi. Jangan lupa ada doa. Jangan lupa pula ada yang namanya keberkahan. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan tetap yang menentukan. Mari berproses menjadi lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Tulisan Lama untuk Kawan-Kawanku