Perempuan Kuat


Bukan, aku tidak sedang membicarakan Bu Menteri Sri Mulyani yang cerdas atau Bu Susi yang menenggelamkan kapal asing dengan heroik. Bukan pula kisah Khadijah menemani Muhammad maupun kesabaran Asiyah menghadapi Fir'aun, juga bukan kisah Nusaibah binti Ka’ab yang menjadi perisai Rasul. Bagiku, mereka adalah sosok perempuan kuat yang tak terjamah langsung, yang hanya kukenal dari mulut ke mulut. Yang ingin aku ceritakan sekarang ini adalah orang yang sering kuamati secara langsung. Sebut saja Ncip, mirip suara anak ayam karena memang begitulah ia.


Tahun-tahun ini jelas bukan waktu yang mudah. Masih segar ingatan saat kita lagi ngobrol bareng sama temen-temen yang lain, setahun lalu saat aku masih dipusingkan sama TA, kamu tiba-tiba nangis (itu pertama kalinya aku liat kamu nangis kayanya meski kita pernah tinggal serumah lama). Saat itu kamu cerita kalau tangan kamu tremor beberapa hari dan ga ilang. Akhirnya kita paksa ke RSND bareng-bareng, bikin gempar acara sore itu, haha. Taunya, UGD langsung merujuk ke dokter syaraf yang baru buka hari Senin (Waktu itu hari Jumat).

Aku inget banget waktu itu kamu ninggal PA yang keramat karena langsung pulang besoknya, periksa di rumah sakit di Jakarta Seninnya, dengan perasaan gado-gado. Kamu takut banget waktu itu, sampai masuk kondisi inferior grip beberapa minggu.

Aku lupa namanya apa, hanya saja sakitnya berhubungan dengan syaraf. Dulu di biologi pernah belajar soal akson, dendrit, dll, kan? Nah, katanya yang bermasalah di bagian itu, di bagian penghubung antar dendritnya. Jadi, perintah dari otak tidak tersalurkan dengan benar oleh agen-agen itu. Maaf kalau aku salah nyebut, maklum aku gasuka biologi, padahal ibuku guru biologi, wkwk. Skip.

Sayangnya, tremor di tangan itu ga langsung ilang, malah merembet ke beberapa bagian lain sampai keseimbangan badan terganggu. Suara yang kadang ilang, dan mata yang nutup sendiri padahal kamu pinginnya melek. Saat itu kamu jadi berbeda karena saking stressnya. Gapapa cip, itu namanya inferior grip. Muncul karena stress saat fungsi utama kamu ga kuat ngladeninnya.


Di waktu sulit itu, yang ada di pikiranku, kamu pasti kesel banget gabisa gambar. Padahal kamu sukaaaa banget sama gambar. Kamu pasti kesel banget gabisa teriak dan lari. Dan kamu pasti kesel banget ga bisa kaya dulu lagi.


Tapi Cip ga pernah menyerah. Kamu tetap menggambar, meski tangannya kadang tremor. Kamu tetap pegang kuas, atau pegang pentab. Kamu tetap goresin apa yang ada di imajinasi ke media gambar. Hasilnya memang tak seapik dulu, tapi kamu tetap semangat untuk tetap menggambar dan menggambar. Padahal, pegang pen kalau tangannya goyang ga gampang. Tapi kamu gamau kalah sama keadaan. Aku salut sama semangat itu. Kamu selalu punya cara untuk mengatasi segala ketidakberesan itu.

Cip yang sekarang, bahkan lebih tenang. Kondisinya juga jauh lebih baik dari setahun lalu. Yang kutahu, kamu ga pernah mengeluh, kamu Cuma bilang eh tanganku ngedangdut lagi sambil ketawa. Mungkin kamu kesel pas mau gambar tangan kamu gamau bergerak sesuai kemauan kamu, atau pas mau ngomong hal penting-atau cuma receh- suara itu tiba-tiba hilang. Atau waktu kamu ingin lari-lari, kamu terpaksa bersusah payah dengan jalan kaki. Atau waktu kamu pingin banget baca atau liat layar tiba-tiba burem. Atau waktu kamu sering kesel dibilang jangan ngantuk padahal itu bukan kemauan kamu.

Aku sempet was-was saat kamu TA. Soalnya aku sendiri juga kesulitan waktu ada di posisi itu, apalagi kamu. Ga mudah ya? Tapi kamu bisa, kok. Buktinya, kamu bisa kelar dengan diri sendiri. Dan hari ini bahkan kamu wisuda. Itu sangat keren.

Kayanya, Allah sayang banget deh sama kamu, Cip. Kamu tetep berusaha melakukan kewajiban, bahkan sunnah meski kadang badan menolak. Bahkan ngingetin aku. Kamu bahkan disibukkan pada kegiatan-kegiatan yang baik, dan kamu menikmatinya. Lihat kamu, kayanya aku kurang bersyukur. Kayanya, aku disuruh belajar banyak hal sama Allah dan nyatanya memang aku banyak banget belajar dari kamu, yang ga akan muat kalau aku tulis di sini semua saking banyaknya. Makasih ya, makasih banget.


Aku gatahu bakal bisa sekuat kamu apa engga kalo dikasih hadiah yang sama. Aku gatahu apakah aku masih konsisten pada bidang yang aku suka kaya kamu, dan bahkan aku gatahu apakah aku bisa setenang kamu bila ada di posisisi yang sama. Hal itu bikin aku merenung panjang, dan aku sampai pada titik untuk mengakui bahwa kamu adalah salah satu perempuan kuat yang pernah aku temui, dan semoga Allah juga mengiyakan :)


Semoga kamu bisa segera menjalani aktivitas seperti dahulu kala ya. Selamat atas kelulusannya. Dan semoga segera menemukan apa yang ingin kamu lakukan. Semoga kerecehanmu menemukan tempat untuk memperbaiki dunia ini. Hahaha.


-Ditulis pada jam kerja pake komputer kantor, di hari wisuda Syifa, dengan bahasa amburadul, curi-curi waktu biar ga ketahuan, hahaha.-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berproses