Catatan Seorang Siswa tentang Negeri, Rakyat dan Wakilnya

Geram. Entah mengapa rasanya geram sekali melihat negara ini. Saya disini bukan berarti menganggap saya yang paling benar. Hanya saja saya butuh tempat untuk mengeluarkan unek-unek hati saya.

Beberapa waktu lalu saya melihat suatu acara talkshow di sebuah stasiun televisi yang isinya membahas tentang masalah pergi dinasnya anggota DPR ke luar negeri. Kalau Anda ikut melihat, mungkin rasanya geram juga. Gemes rasanya. Dalam acara tersebut ada narasumber ketua ppi dari beberapa negara, seperti Australia, Belanda, Prancis dan negara-negara lain. Topiknya sudah jelas, masalah diuraikan, dan sekarang giliran pelajar Indonesia yang mencari ilmu di luar negeri untuk bicara. Satu persatu pernyataan ketua PPI berbagai negara pun diungkapkan. Saya entah sedih entah geram, jengkel, mendengarkan dengan saksama bahwa kebanyakan apa yang dilakukan anggota DPR itu hanyalah main-main belaka. Kerja dinas mereka tak sebanding dengan waktu luang yang mereka punya di luar negeri. Hei, Bapak/Ibu wakil rakyat, UANG SIAPA YANG KALIAN GUNAKAN HAH? Uang negara. Uang RAKYAT! Uang rakyat kelaparan yang mengharapkan nasi!

Saya tahu TIDAK SEMUA ANGGOTA DPR menganggap urusan negara hanyalah angin lalu, namun kerja DPR yang saya ikuti tak pernah lepas dari isu negatif. Hei bapak-bapak ibu-ibu yang ada di atas, kalian ini wakil rakyat. Hanya wakil, lho, bukan penguasa. Pemegang kekuasaan tertinggi Indonesia ini adalah RAKYAT. Malu tidak apabila tiap melihat berita yang keluar dari TV atau koran yang terlintas hanyalah KORUPSI. Kita negara yang kaya lho, tapi miskin gara-gara modalnya dicuri sama tikus berdasi. Kaya sumber daya alam, tapi miskin gara-gara tak bisa mengolahnya. Bagaimana bisa belajar cara mengolah kalau uang pendidikan disusut terus menerus? Pantaslah dari dulu titel kita tak pernah berganti. INDONESIA, KAYA SDA TETAPI TAK SANGGUP MENGOLAHNYA. Perasaan dari SD saya mendengar ini. Coba saja kalau dana yang dibuat untuk HURA-HURA di luar negeri dan UANG HARAM KORUPSI itu digunakan untuk pembangunan. LEBIH BAIK kan? Apakah karena petinggi negara itu sudah kenyang dan mapan sehingga NGANTUK SAAT SIDANG, bosan sama wanita biasa sehingga mencari HIBURAN MATA SAAT RAPAT YANG MEMBAHAS RAKYAT!!

MAU KALIAN AJARI ANAK-ANAK NEGERI untuk menjadi PEMALAS?!

Heran. mengapa ada yang mau memilih kalian. Tipu daya apa yang kalian gunakan?
Hei Pak, Bu. Waktu sekolah dulu gimana? Jangan-jangan dulu tidak pernah belajar, tidur di kelas saat guru menerangkan, bolos pelajaran, dan saat ditanya ijazah, dengan senyum termanis bilang lulus dengan nilai memuaskan. Padahal hasil palsuan. Zaman sekarang kan gampang buat yang palsu. Duit aja bisa dipalsuin, apalagi ijazah. Alah bung, lulus aja palsu, mau ngeroyok uang aja buat kepentingan parpol? Belajar sejarah dong! Zaman dulu, parpol hanya memikirkan kepentingan udelnya sendiri sehingga membuat rakyat sengasara. Hal itu membuat negara menjadi kacau. Mirip nggak sama zaman sekarang? Menyedihkan. Gimana ya kalo para pendiri negeri melihat Indonesia, negara yang mereka perjuangkan dengan nyawa mereka sendiri menjadi semenyedihkan ini, menjadi pribadi yang individualis, tidak peduli dengan sesama, korupsi merajalela, yang miskin dienyahkan, yang kaya tambah makur, tidakkah hati mereka hancur?

Sebagai renungan, coba baca ini yang berisi salah satu TOKOH NEGERI YANG MEMIKIRKAN INDONESIA.  BACA !!!. Kesedihan beliau karena perjuangannya dihentikan gara-gara KETIDAKPERCAYAAN orang dalam sendiri padanya. Hasilnya, ORANG PINTAR YANG BISA MENGANGKAT DERAJAT NEGERI INI, yang bisa membuat titel tak bisa mengolah SDA terhapuskan, KOCAR-KACIR KELUAR NEGERI BUAT CARI MAKAN. Sedih nggak? Hei Pak, bu, lihat duh! Perhatian dikit kenapa sih? Nggak cuma mikirin belanja apa dengan uang NEGARA dong, pikirin juga caranya biar kita bisa mengembangkan negeri kita sendiri. Malu dikit sama tetangga, jangan mau jadi negara tertinggal. BANGKIT! OPTIMIS biar negara ini punya secercah harapan yang indah buat dikenang anak-anak masa depan.

Membangun negeri bukan hanya tanggung jawab wakil rakyat saja, tetapi juga tugas kita semua. Saatnya mawas diri. Lakukan perubahan yang positif untuk mendukung INDONESIA LEBIH BAIK. Jangan merasa masa bodoh pada lingkungan sekitar, karena awal kita melakukan perubahan dimulai dari lingkungan sekitar kita sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Tulisan Lama untuk Kawan-Kawanku