Positive Thinking!

Oleh
Kali ini saya ingin nulis soal pentingnya menjadi positif. Ini sebenarnya beberapa intisari dari sebuah buku berjudul "The Secret" dan beberapa sumber lain. Coba saja cari di perpustakaan sekolah Smansa, pasti ada. Kalau tidak salah ada dua buku, yang satu hard cover dan satunya soft cover.

Sebenarnya kenapa sih orang-orang pada koar-koar kalau kita ini harus berpikiran positif? Ada banyak sekali alasan. Tapi yang penting adalah pikiran akan menarik sesuatu yang kita pikirkan. susah dimengerti ya? Oke, pernah dengar perilaku adalah cerminan pikiran? Atau pikiran berpengaruh pada lingkungan? Mungkin ya. Seperti yang kita tahu manusia adalah makhluk Tuhan yang dibekali akal/pikiran. Pikiran tersebut tarik menarik dengan pikiran lain. pikiran juga mempengaruhi lingkungan. Tahu mestakung(semesta mendukung)? Kalau belum tahu coba minta Pak Sus (guru fisika smansa) muterin filmnya. Intinya mestakung itu adalah semesta/lingkungan akan mendukung Anda melakukan hal yang luar biasa saat keadaan kritis dengan pikiran yang positif. Contohnya Andi tidak pernah bisa melompat pagar dengan tinggi 1 meter. Suatu hari ia dikejar anjing dan satu-satunya jalan untuk lolos adalah melompati pagar 1 meter tersebut. Andi berada di situasi kritis. Pikiran Andi fokus pada melompati pagar dan lolos dari anjing. hasilnya? Andi berhasil melompati pagar tersebut. Lihat? pikiran kita akan membentuk perilaku kita.

Lingkungan/semesta/dunia mendengar pikiran Anda. Jika Anda fokus pada pikiran positif, dunia akan mendengarnya (tentu saja yang mengabulkan adalah Tuhan melalui perantara).Semakin Anda fokus pada pikiran Anda, pikiran akan menarik dunia untuk mewujudkannya. Itulah hebatnya kekuatan pikiran. Ada contoh lain. Seorang pembunuh yang sadis telah membunuh sebanyak 20 orang. Setalah beberapa lama, pembunuh itu berhasil ditangkap. Pengadilan kerajaan memutuskan untuk menghukum mati pembunuh tersebut. Namun, mereka bingung akan dieksekusi dengan apa pembunuh tersebut. Akhirnya para peneliti masa itu meminta izin untuk melakukan penelitian pada pembunuh tersebut. Sang pembunuh dikurung dan ditutup matanya selama beberapa waktu. Saat tiba hari eksekusi, para peneliti berulang kali membisikkan kata-kata negatif seperti "kau akan mati" pada pmbunuh yang ditutup matanya tersebut. Pikiran pembunuh tersebut penuh dengan kata "mati". Saat eksekusi, tangan pembunuh disayat suatu benda yang dingin di pergelangan tangannya dan peneliti terus berkata, "oh! darahmu memancar keluar! Kalau seperti ini terus kau pasti akan mati! Oh! Kau akan mati kehabisan darah!" Sang pembunuh mencerna kata-kata tersebut dan percaya bahwa ia pasti mati. Benar saja, dalam beberapa saat kemudian sang pembunuh memang benar-benar meninggal. Tahukah Anda bahwa benda yang digunakan untuk menyayat tangan sang pembunuh adalah es yang tumpul? Tentu saja sang pembunuh tidak tahu, dan hanya mencerna apa yang ia rasa dan dengarkan. Pembunuh itu meninggal karena pikirannya sendiri. Horor juga kan pikiran negatif itu?

Coba mulai sekarang, ubah mind set Anda. Jangan katakan hal negatif karena pikiran akan menarik dunia agar apa yang Anda pikirkan terwujud. Katakan sesuatu yang positif. Ada rahasia pula dalam berpikiran positif. Dunia tidak mendengar kata "tidak". Meskipun maknanya sama, pikiran akan menegaskan kata-kata yang Anda pilih. Contoh Anda hampir terlambat menuju sekolah. Dalam pikiran Anda berkata,"Aku pasti tidak terlambat"Dalam kata-kata ini, Anda berharap agar tidak terlambat, namun pikiran kita terus menekankan kata terlambat. Maka pikiran akan membuat dunia mendengar seperti ini,"aku akan terlambat". kata-kata yang dipilih akan terus melekat di pikiran Anda dan dunia mendengarnya. Contoh lain "Aku tidak ingin jatuh" maka pikiran kita akan menekankan pada jatuh dan dunia mendengarnya, maka Anda akan jatuh. Contoh lain "Aku tidak ingin gagal" maka "Anda akan gagal". Coba ubahlah kata-kata itu menjadi "aku pasti berhasil".

Lihatkan, pikiran positif akan membawa Anda pada sesuatu yang positif juga. Jadi biasakan berpikiran positif mulai dari kata-kata yang positif! Semoga Anda berhasil! :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh
Akan ada suatu masa dimana kita memahami hal-hal di luar nalar yang dulu tak dimengerti. Seperti malam ini, ketika lampu terpejam dan listrik mati di saat mentari telah lama tenggelam. Bising itu hilang berganti hening. Mungkin karena sudah waktunya anak-anak untuk memejamkan mata. Para orang tua kini sudah mengangguk-anggukkan kepala tanda lelah. Piala dunia malam ini batal disaksikan karena listrik padam. Syawal, bulan setelah Ramadhan. Akankah hati dan iman kita akan sekuat masa wajib berpuasa itu? Hakikatnya, Ramadhan adalah waktu-waktu kita untuk berlatih menjadi pribadi yang lebih tangguh. Ibarat kata, wajib militer. Setelah hari-hari panjang nan melelahkan bersama para tentara yang super tegas itu, akan ada perubahan-perubahan yang signifikan dalam diri. Yang tadinya manja menjadi lebih tangguh. Yang mudah mengeluh menjadi lebih yakin. Yang suka menerjang larangan menjadi lebih taat dan patuh. Dan yang pasti lebih bersyukur karena tidak harus tidur di barak-barak tanpa k
Baca selengkapnya

Sebuah Tulisan Lama untuk Kawan-Kawanku

Oleh
Membuka catatan lusuh terkadang memunculkan banyak rasa. Menemukan kembali banyak goresan pena yang memuat buah pikir itu mengejutkan. Dulu aku pernah menulis ini ya, rasanya geli.. Sayangnya kebiasaan buruk tak mencantumkan tanggal masih melekat hingga lupa ditulis kapan… . . . . . Manusia, menggenggam sejumlah kisah, saling bertemu dan menyapa, menebar senyum hingga duka nestapa. Sudah lama aku memikirkan hal ini, mengenai hakikat sebuah pertemuan dan perpisahan.  Orang-orang yang kita temui sepanjang hidup, hingga orang-orang yang saling berbagi kehadiran dengan  kita saat ini, adalah bagian dari sebuah proses, bukan tujuan akhir. Kita bahkan tidak tahu, apakah orang-orang itu akan bersama kita saat mencapai happy ending di penghujung kisah masing-masing. Yang kutahu, orang-orang itu pernah menangis juga tertawa bersama. Pernah saling berbagi buah pikir dan rasa. Bahkan mungkin, kita pernah saling menyebut nama pada sela-sela romantisnya pada Yang Kuasa. Tapi semua ta
Baca selengkapnya
Oleh
Dalam sebuah perjalanan luar kota yang memakan waktu berjam-jam, ada banyak sekali diskusi-diskusi menarik. Dari banyaknya obrolan itu, ada satu kalimat yang menarik perhatian saya, "Di dalam kebaikan belum tentu ada keikhlasan, tapi dalam keikhlasan sudah pasti ada kebaikan, Mba." Ketika menolong orang, menahan tombol lift untuk orang lain, ketika mentraktir makan teman, atau hal sederhana seperti tersenyum pada orang lain, adakah keikhlasan dalam hati kita? Ataukah itu hanyalah sebuah kebaikan yang berujung pada pengharapan lain? Bisa jadi nun jauh di lubuh hati, kita hanya ingin dilihat dan dicap baik. Entah tulus atau tidak, hanya masing-masing hati yang mengetahui, pada siapa dan apa hakikat kebaikan yang kita usahakan. Belajar ikhlas itu tidak mudah ya. Sekolahnya di alam bernama kehidupan, yang indikator kelulusannyapun sulit ditentukan. Tapi tidak apa-apa, setidaknya setiap kita mengusahakan keikhlasan, akan ada secercah kebaikan yang siap menyambut di de
Baca selengkapnya