Postingan

Pindah Kembali!

Hai! Akses ke situs sebelah dibuka kembali! Wah, senangnya, saya bisa kembali bereksplorasi, pasalnya beberapa penulis favorit saya rajin memposting karya-karya penuh insight di sana.  Well, saya bermaksud kembali ke sebelah dan menulis kembali di sana. Kenapa tidak di sini saja? Hmm, saya merasa sepi saja, hanya berekspresi sendirian tanpa ada interaksi tulisan-tulisan dari orang lain. Yah, meskipun saya tidak rajin-rajin amat dalam mengisi konten, setidaknya tumblr memberikan ruang untuk mengisi blog saya dengan konten dari orang lain. Sepertinya isinya lebih sedikit dari blog ini, karena saya baru memulai saat pertengahan masa kuliah arsitektur yang padat. Haha, excuse dari kemalasan yang hakiki :v Karena ini adalah blog tertua yang masih saya kelola hingga saat ini, saya akan biarkan situs ini aktif hingga saya berubah pikiran entah kapan. Bagi saya, blog ini adalah suatu catatan kecil perjalanan hidup saya. Bisa kalian perhatikan dari gaya kepenulisan juga isi dan isu y

Dear Me

Dear me and whoever will read it, sometimes life is full of ups and down, and sometimes it's hard to accept all of that. As we growing up, everything will be different. You'll be more mature and have a lot of responsibilities. However, you are you. Whatever will happen tomorrow, you still a person who loves to feel the breeze. You may wish everything will go as you planned, but the truth is, you own nothing. You belong to the Almighty who owns everything. I wa n na warn you from the beginning, before you may cancel and add more resolutions in the future. You have the obligation to plan, execute and pray, but the rest is not your capabilities, it's God's will. However, you have to do the best to prove that you deserve it, cause your process is being seen by Allah. That's your value. Feel sad? It's okay, crying in the middle of the night with no one around is sometimes comforting. It will purify your heart, like rain in a world full of dust. Who said human h

Atlet Kebaikan

Aku pernah baca, entah di mana, bahwa kebaikan dan iman itu bekerja seperti otot. Bila tak dilatih, ia akan melemah. Bila dipaksakan untuk melakukan kegiatan ekstrim, ia jadi sedikit menyakitkan, karena badan menjadi tegang dan malah tidak bisa melakukan apa-apa dalam beberapa waktu. Gampangnya, kita yang jarang berolahraga tidak akan kuat lari 10 km dalam satu waktu tanpa istirahat. Agar bisa sekuat itu, kita latih nafas kita, kaki kita, badan kita, sedikit demi sedikit. Mulai dari 1 km sehari, tambah jadi 2 km jika sudah dirasa kuat, begitu terus hingga bisa mencapai 10 km atau lebih.  Lagi-lagi proses. Proses yang cukup panjang dan membutuhkan konsistensi yang dimulai dari hal kecil. Tidak ada yang instan di dunia ini. Semuanya butuh usaha. Segala sesuatunya harus dilatih, kemudian ditambah porsinya sedikit demi sedikit agar bertambah kuat. Seperti otot badan, begitu pula otot kebaikan dan iman.  Mulai dari hal kecil yuk! Kita latih dari hal sederhana agar mereka menguat na
Apa yang akan kamu katakan jika sekarang bertemu dengan dirimu sewaktu kecil? Apa kamu akan bercerita soal kehebatanmu dalam menaklukan rintangan? Atau soal kesuksesan yang membuat orang-orang berdecak kagum padamu? Atau... Akankah kau ceritakan mengenai waktu-waktu yang merisaukan itu? Saat kamu merasa tidak ingin melakukan apa-apa karena memang rasanya enggan Saat kamu ingin menyerah saja karena rasanya percuma ... Lalu kamu melihat dirimu sendiri yang lugu, meningatkanmu pada semua kesulitan yang telah menempa Kesulitan yang bisa kamu lampaui, meski dalam kepayahan Meski sulit, si kecil telah membuktikan dan kau adalah bukti nyata keberhasilannya Jadi, tenanglah, apapun yang kau hadapi, jangan khawatir, kamu akan baik-baik saja :)

Apresiasi

Kita kaya, tapi miskin apresiasi. Apakah hal ini pernah terpikir di benak kalian? Jika iya, mungkin, kita punya pikiran yang sama. Indonesia ini sangat 'kaya'. Beda daerah, beda budaya dan tradisi. Geser derajat dikit saja, sudah beragam kulturnya. Tidak hanya kultur, masyarakat kita, sebenarnya kreatif. Sangat kreatif malah. Banyak karya anak negari yang luar biasa tembus pasar internasional tapi hmm, maaf- ga diakui di negeri sendiri.  Gausah jauh-jauh deh, tadi saya lihat pertunjukan seni, banyak penampilan keren dan menarik yang menurut saya, patut diacungi jempol. Tapi, saya amati sedikit sekali orang-orang bertepuk tangan ketika mereka selesai menampilkan kebolehan mereka. Tak banyak orang-orang yang mengapresiasi penampilan mereka. Tepuk tangan yang sepi, meskipun MC sudah meminta. Hal ini terjadi tidak hanya sekali dua kali, semuanya sepi kemeriahan applause. Sebegitu miskin kah masyarakat kita pada sebuah apresiasi? Padahal, menurut artikel psikologi yang
Sometimes, I take a pause in everything, to figure out what exactly I am doing right now. I need to reflect myself whether this is right for me or not, in line with my own faith or not, or just to see this one support my values or not. In that process, sometimes I hesitate to my own decision, re-question myself and I fall in a doubt. Is this really what I seek? Is this right? Is this what I want to do in my life? All of that question is overwhelming, so, I withdraw myself from everything to connect the patterns in my head, and when somebody asks, I just smile and said, everything is OK, but actually- not. However, I understand that I just have to face this problem by myself. I just have a messy brain, and the one who can fix it is myself only. Maybe, I can still play merry-go-round and still laugh like an idiot when I reach this stage, but inside, I feel I need to answer my own doubt. Then, I learn a wise wisdom from TED, that person (I forgot who) said this (It’s just a conclusion

Meluaskan Pandangan pada Hujan

Mengapa hujan seolah meruntuhkan segala asa? Memelintir sanguin menjadi melankolis hatinya. Mengiyakan segala resah. Lalu kau terhanyut pada rasa, mengabaikan segala kata. Ditambah saat hati melemah, hanyut sudah pada gundah. Mengapa air langit itu terasa mengajak beromansa? Dalam perspektif manusia, sering disimbolkan sebagai air mata. Waktu yang tepat meluluh lantakkan luka, untuk berteriak seolah menjadi manusia paling malang sedunia. Setidaknya itu yang kulihat di layar kaca. Di sisi lain, hujan menumbuhkan tunas yang gersang. Bulirnya menghujam bumi, mengusik renik kehidupan. Membangun kehidupan baru, entah bagaimana caranya. Tetesannya mengajarkan untuk bergerak, menumbuhkan, perpanjangan tangan yang kuasa untuk kelangsungan alam. Ia menjaga stabilitas oksigen kita. Bila kau perhatikan, hujan mengajak berdialek untuk menjadi generator perubahan. Tandus dijadikannya hijau, debu diredam, menyegarkan udara, menyisakan bau yang khas. Hujan juga memperlambat tempo hidup