Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Berpikir

Pernahkah merasa lelah berpikir? Dimana raga diam tapi pikiran melalang buana mencari-cari. Siapa kita, untuk apa kita melakukan ini, apakah ini memang penting untuk dilakukan? Mungkin terselip pertanyaan receh yang konyol pula. Mengapa kita memikirkan itu?  Semua mengantre untuk dijawab, hingga tiba pada suatu titik di mana ingin berhenti menganalisa tapi pada akhirnya putar otak juga untuk mendapatkan caranya. Kadang sesuatu yang mudah itu lebih menggoda tanpa harus berkontemplasi penuh. Apa-apa serba disuapi tanpa harus berupaya terlalu keras. Hanya perlu sedikit tenaga tanpa terlalu banyak menyedot kemampuan intelektual. Hidup tanpa banyak bertanya, mungkin akan lebih damai. Namun, otak menyergah. Apa bedanya kita dengan hewan kalau begitu? Fakta bahwa kita berpikir saat ini adalah bukti bahwa kita ini manusia. Cak Nun pernah bilang, "Salah satu pekerjaan terpenting manusia, yang membuatnya bisa ditandai sebagai makhluk yang bernama manusia, adalah berpikir. Tafa
Akan ada suatu masa dimana kita memahami hal-hal di luar nalar yang dulu tak dimengerti. Seperti malam ini, ketika lampu terpejam dan listrik mati di saat mentari telah lama tenggelam. Bising itu hilang berganti hening. Mungkin karena sudah waktunya anak-anak untuk memejamkan mata. Para orang tua kini sudah mengangguk-anggukkan kepala tanda lelah. Piala dunia malam ini batal disaksikan karena listrik padam. Syawal, bulan setelah Ramadhan. Akankah hati dan iman kita akan sekuat masa wajib berpuasa itu? Hakikatnya, Ramadhan adalah waktu-waktu kita untuk berlatih menjadi pribadi yang lebih tangguh. Ibarat kata, wajib militer. Setelah hari-hari panjang nan melelahkan bersama para tentara yang super tegas itu, akan ada perubahan-perubahan yang signifikan dalam diri. Yang tadinya manja menjadi lebih tangguh. Yang mudah mengeluh menjadi lebih yakin. Yang suka menerjang larangan menjadi lebih taat dan patuh. Dan yang pasti lebih bersyukur karena tidak harus tidur di barak-barak tanpa k
Pernah kepikiran engga, kalau sebenarnya kita ini beberapa kali memenuhi tujuan tapi kita ga sadar? Betapa sebenarnya benak kita ini tau kita mau apa tapi kita sering lalai. Untungnya alam bawah sadar selalu menuntun kita pada resolusi yang mungkin pernah tertulis di sebuah catatan lusuh yang kita simpan rapat di rak, atau malah sengaja kita tempel di sebuah ruang yang diperuntukkan pada khalayak agar dibaca, sekaligus sebagai reminder diri sendiri. Memang sulit sih memastikan kita telah melaksanakan semua, tapi tak mengapa. Kan semuanya butuh proses. Masalahnya, sering sekali kita membuat sebuah resolusi dan lupa. Mungkin akan lebih tepat bila disebut bergeser prioritasnya. Tulisan-tulisan tersebut tertinggal hanya jadi catatan, meski sesekali tetap kita baca dan diusahakan. Kemudian waktu berjalan, dan kita berikhtiar. Dalam selang waktu yang tak disadari tersebut, tahu-tahu ada peluang-peluang baru yang membuat kita  bergerak pada impian lama tersebut. Padahal, kita sama s